
Dua perusahaan teknologi asal AS, Open AI dan Oracle, dilaporkan telah mengukuhkan kesepakatan untuk penggunaan daya komputasi awan atau cloud senilai 300 miliar dolar AS (senilai Rp4.939 triliun) untuk jangka waktu sekitar lima tahun.
Kesepakatan ini digadang-gadang menjadi salah satu kesepakatan dengan nilai terbesar terkait cloud yang pernah ada.
Dilaporkan The Verge, Kamis, kabar ini pertama kali dilaporkan Wall Street Journal yang menyebutkan pada Juli 2025 perusahaan-perusahaan tersebut memang mengungkapkan kemitraan untuk membangun pusat data berkapasitas 4,5 gigawatt daya sebagai bagian dari proyek Stargate.
Proyek Stargate ini merupakan proyek multinasional AS yang merupakan bisnis patungan di bidang kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) antara OpenAI, Oracle, SoftBank, dan firma investasi MGX yang diumumkan bersama Presiden AS Donald Trump. Tidak dijelaskan berapa besar biaya yang direncanakan OpenAI untuk pusat data tersebut.
Adapun kontrak kemitraan baru antara OpenAI dan Oracle ini akan dimulai pada 2027.
Selain dengan Oracle, OpenAI yang dilaporkan mengharapkan pendapatan sebesar 12,7 miliar dolar AS (sekitar Rp209 triliun) di tahun ini mungkin juga berada di balik kesepakatan dengan perusahaan semikonduktor Broadcom untuk merancang chip AI internal OpenAI.
Saat melaporkan pendapatan kuartal pada Selasa (9/9), CEO Oracle Safra Catz mengumumkan bahwa tiga perusahaan yang tidak disebutkan namanya telah menandatangani “empat kontrak bernilai miliaran dolar” di kuartal pertama.
Kesepakatan ini adalah bagian dari tren yang menurutnya meningkatkan pendapatan infrastruktur cloud Oracle sebesar 77 persen tahun ini.
Secara keseluruhan, perusahaan mengatakan bahwa pada kuartal pertama mereka menambahkan lebih dari 317 miliar dolar AS dalam pendapatan kontrak berjangka, jumlah yang sangat besar yang membuat harga saham melonjak dan pendiri Oracle Larry Ellison menduduki posisi teratas dalam daftar orang terkaya di dunia.