Perusahaan teknologi Intel Corporation mengumumkan bahwa mereka akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 15% dari total karyawannya dan menghentikan pembayaran dividen mulai kuartal keempat pada Kamis, (1/8/2024).
Melansir Reuters, langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya
untuk memulihkan bisnis manufaktur yang mengalami kerugian. Intel juga memperkirakan pendapatan kuartal ketiga di bawah ekspektasi.
Penurunan kinerja ini disebabkan karena perusahaan produsen chip ini mengalami penurunan dalam pengeluaran untuk semikonduktor pusat data tradisional dan lebih berfokus pada chip AI, di mana Intel tertinggal dari para pesaingnya.
Akibatnya, saham Intel anjlok 20% dalam perdagangan setelah jam kerja, mengakibatkan potensi kerugian nilai pasar lebih dari $24 miliar. Saham tersebut sebelumnya telah ditutup turun 7% pada hari Kamis, seiring dengan penurunan saham chip di AS setelah perkiraan konservatif dari Arm Holdings pada hari Rabu.
Namun, hasil ini tidak mengguncang industri chip secara keseluruhan, karena Nvidia dan AMD justru mengalami kenaikan setelah jam kerja, menunjukkan posisi mereka yang kuat dalam memanfaatkan ledakan AI.
“Saya butuh lebih sedikit orang di kantor pusat, lebih banyak orang di lapangan, mendukung pelanggan,” kata CEO Pat Gelsinger kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Mengenai penghentian dividen, ia menambahkan,
“Tujuan kami adalah membayar dividen yang kompetitif seiring waktu, tetapi saat ini, fokus pada neraca keuangan dan pengurangan utang.”
PHK ini akan berdampak pada sekitar 17.500 orang. Intel, yang mempekerjakan 116.500 orang per 29 Juni, menyatakan bahwa sebagian besar pemutusan hubungan kerja akan selesai pada akhir 2024.
Perusahaan juga mengumumkan bahwa mereka akan memotong biaya operasional dan mengurangi belanja modal lebih dari $10 miliar pada tahun 2025, lebih banyak dari yang direncanakan sebelumnya.
“Rencana pengurangan biaya $10 miliar menunjukkan bahwa manajemen bersedia mengambil langkah kuat dan drastis untuk memperbaiki masalah. Tetapi kita semua bertanya, ‘apakah ini cukup’ dan apakah ini merupakan reaksi yang terlambat mengingat CEO Gelsinger telah memimpin selama lebih dari tiga tahun?” kata Michael Schulman, kepala investasi di Running Point Capital.
Ia juga menambahkan bahwa menghilangkan dividen mungkin akan memberikan tekanan lebih lanjut pada saham dalam jangka pendek hingga menengah, karena akan mengeluarkan Intel dari ETF, indeks, dan strategi dana yang hanya mencakup pembayar dividen.
Pada 29 Juni, Intel memiliki kas dan setara kas sebesar $11,29 miliar, dan total kewajiban lancar sekitar $32 miliar. Banyak perhatian dari Wall Street terfokus pada investasi besar dan biaya tinggi yang dikeluarkan oleh Intel dalam upayanya membangun kapasitas manufaktur untuk bersaing dengan raksasa pembuat chip kontrak Taiwan, TSMC.
Sebagai bagian dari rencana pengurangan biaya, Intel mengharapkan untuk mengurangi belanja modal sebesar 17% pada tahun 2025 menjadi $21,5 miliar. Mereka memperkirakan biaya ini akan tetap stabil pada tahun 2024.