Mengenal Porcine, Unsur Babi yang Ditemukan di Produk Halal

FILE PHOTO: Pigs are seen on a family farm in Xiaoxinzhuang village, Hebei province, China January 25, 2018. REUTERS/Dominique Patton/File Photo

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 9 produk pangan olahan yang mengandung unsur babi (porcine) berdasarkan uji laboratorium DNA dan peptida spesifik. Temuan ini cukup mengejutkan karena 7 dari produk tersebut telah mengantongi sertifikat halal.

Laman Nature menjelaskan, porcine adalah istilah ilmiah yang mengacu pada segala sesuatu yang berasal dari babi (Sus scrofa), baik jaringan, sel, maupun unsur genetiknya. Dalam dunia biomedis, porcine banyak dimanfaatkan sebagai model hewan uji karena kemiripannya dengan manusia, terutama dalam riset pengembangan organ dan transplantasi lintas spesies (xenotransplantation).

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan oleh para peneliti internasional mengungkap porcine digunakan untuk memahami proses pembentukan otot (myogenesis) dan menciptakan embrio babi yang sengaja dihilangkan kemampuan genetiknya untuk membentuk otot rangka. Embrio ini disebut sebagai porcine skeletal muscle-null embryos, dan berperan penting dalam pengembangan organ manusia dalam tubuh babi, terutama untuk kebutuhan medis.

Namun pada pangan, metode deteksi unsur babi (porcine detection) menjadi salah satu instrumen penting dalam proses sertifikasi halal. Metode ini bertujuan memastikan suatu produk, baik makanan, kosmetik, maupun obat-obatan, bebas dari kontaminasi bahan turunan babi seperti lemak, minyak, atau gelatin.

Melansir Genetika Science, porcine detection dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya kandungan atau cemaran bahan non-halal dari babi dalam suatu produk. Ini menjadi krusial, mengingat kontaminasi sekecil apa pun bisa menggugurkan status kehalalan produk tersebut.

Pengujian ini banyak diterapkan di industri makanan, di mana risiko pemalsuan atau pencampuran bahan berbasis babi cukup sering ditemukan. Selain itu, industri kosmetik dan produk kecantikan juga mulai mengandalkan metode ini sebagai bagian dari proses pengajuan sertifikasi halal.

Salah satu metode porcine detection yang paling umum digunakan adalah Real Time PCR (qPCR). Teknologi ini bekerja dengan memperbanyak DNA target menggunakan enzim, sehingga jejak DNA babi dalam suatu produk dapat terdeteksi bahkan dalam jumlah yang sangat kecil.

Seiring dengan peningkatan pengawasan oleh BPJPH dan BPOM terhadap klaim kehalalan produk, porcine detection menjadi bukti ilmiah yang sangat penting. Produk yang dinyatakan halal perlu melalui pengujian laboratorium menyeluruh agar bebas dari risiko kontaminasi bahan haram.

https://latantedc10restaurant.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*