
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan agar distribusi pupuk bersubsidi tidak dipersulit, demi memastikan petani memperoleh akses cepat dan mudah untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
“Siapa yang main-main dengan pupuk, saya cabut izinnya,” kata Mentan saat meninjau langsung program Cetak Sawah Rakyat dan Optimalisasi Lahan (Oplah) di Kabupaten Siak, Riau, Rabu.
Mentan mengaku menemukan adanya indikasi penjualan pupuk bersubsidi yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) dalam kunjungan evaluasi lapangan program Oplah.
Kendati demikian, dia tidak menyebutkan lokasi dan tempat temuan tersebut, namun dia menegaskan hal itu sangat merugikan petani dan menghambat ketahanan pangan.
Oleh karena itu, dia memerintahkan pencabutan izin bagi distributor pupuk yang terbukti nakal dan memainkan harga, sebagai bentuk ketegasan negara dalam melindungi petani dari praktik distribusi yang menyimpang.
“Negara harus hadir,” tegas Mentan saat berdialog dengan petani di Desa Tengah, Kecamatan Sabak Auh, dikutip di Jakarta.
Amran menegaskan komitmen pemerintah untuk membela kepentingan petani. Selain pupuk, dia juga menyoroti terhadap persoalan akses air irigasi dan distribusi yang juga dinilai sangat penting bagi petani.
“Air dari alam adalah hak petani. Jangan sampai ditahan dan dipersulit. Saya minta Pak Dandim, Kapolres, Kajari, semua turun ke lapangan. Dahulukan petani, dahulukan rakyat kecil,” ucap Mentan
Dia juga meminta Balai Wilayah Sungai (BWS) segera memperbaiki saluran irigasi yang rusak.
Ia menekankan pentingnya percepatan perbaikan agar produksi pertanian tidak terganggu.
“Saya minta irigasi ini segera diperbaiki, selesaikan seluruh perbaikan di area ini, langsung dikerjakan,” tambah Mentan.
Di tempat yang sama, Bupati Siak Afni Zulkifli menyampaikan kesiapan daerahnya untuk turut berkontribusi dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Luas lahan sawah di Kabupaten Siak mencapai 4.183 hektar yang tersebar di tujuh kecamatan dengan Indeks Pertanaman (IP) sudah mencapai 250.
“Pertanian adalah mimpi besar kami, dan kami telah menempatkannya sebagai visi-misi utama Pemerintah Kabupaten Siak.Hanya di Siak sawah rawa bisa panen IP 250, ini kata petani ya Pak. Ini luar biasa,” ucap Bupati Afni.
Namun, Bupati Siak menyoroti persoalan utama yang menghambat kemajuan pertanian, yaitu akses terhadap air.
Ia menyampaikan bahwa sumber air utama yang berasal dari kawasan konservasi seperti Giam Siak Kecil saat ini justru lebih banyak dimanfaatkan oleh perusahaan untuk kepentingan industri, bukan pertanian.
Sebagai solusi, Pemkab Siak mengusulkan pembangunan long storage atau waduk kecil seluas 100 hektare di atas lahan eks-HTI. Menurutnya, jika infrastruktur air diperkuat, maka Siak berpotensi meningkatkan IP hingga 3 bahkan 4 kali tanam.
“Kami yakin, dengan dukungan pemerintah pusat dan kehadiran Bapak Menteri hari ini, swasembada pangan bukan sekadar mimpi. Ini bisa kita wujudkan bersama,” kata Afni.