Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan program biodiesel dengan konsentrasi 40% (B40) sudah secara keseluruhan menjadi bahan campuran pada bahan bakar minyak (BBM).
Memang, pemerintah memperhitungkan masa transisi dari program B35 yang berakhir pada tahun 2024 masih bisa disalurkan selama 2 bulan, alasannya adalah untuk menghabiskan stok B35 yang masih ada seiring peralihan menjadi B40.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan order terakhir untuk produk B35 sudah berakhir pada 31 Desember 2024 lalu. Dengan begitu, proses penghabisan stok B35 dalam negeri dilakukan selama dua bulan pertama pada tahun 2025.
“Ini B35 itu sebetulnya masih jalan ada beberapa tetap yang jalan karena sesuai order yang sampai dengan 31 Desember (2024). Dia ada yang bisa menghabiskan stok 2 minggu, ada yang perlu 2 bulan karena stoknya banyak,” jelasnya usai Konferensi Pers di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/1/2025).
Adapun, dia menekankan pemerintah memberikan batasan waktu untuk para produsen B35 untuk menghabiskan stok produknya hingga 28 Februari 2025 mendatang.
“Sampai 28 Februari (2025),” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa mulai 1 Januari 2025, pemerintah memberlakukan mandatori kebijakan pencampuran biodiesel sebesar 40% atau B40.
Ini artinya, mulai 2025 pencampuran biodiesel pada Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar naik 5% dari sebelumnya B35. Seperti diketahui, pemerintah memberlakukan secara penuh pencampuran B35 sejak Agustus 2023.
Dengan penetapan kebijakan mandatori peningkatan pencampuran biodiesel ini, maka kuota biodiesel pada 2025 juga ditetapkan naik menjadi 15,62 juta kilo liter (kl) dari realisasi penyerapan B35 pada 2024 yang tercatat sebesar 12,98 juta kl.
“Kami baru saja selesai membahas rapat secara detail terkait urusan biodiesel. Kita sudah memutuskan dari ESDM tentang peningkatan daripada B35 ke B40 dan hari ini kita umumkan bahwa berlaku per 1 Januari 2025, di mana B35 itu menghasilkan kurang lebih sekitar 12,98 juta kl meningkat menjadi 15,6 juta kl (B40), dan Keputusan Menteri sudah kita tanda tangani,” tutur Bahlil saat konferensi pers di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (03/01/2025).
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, realisasi program B35 hingga minggu ketiga Desember 2024 mencapai 12,47 juta kl atau sebesar 93% dari total alokasi B35 untuk tahun 2024.