Harga minyak mentah dunia kembali melemah usai kenaikan dua hari beruntun. Kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dorong pelemahan harga minyak.
Pada perdagangan Rabu (23/10/2024), harga minyak mentah WTI berjangka tercatat anjlok 1,83% di level US$70,77 per barel. Begitu juga dengan minyak mentah Brent yang tercatat terperosok 1,42% di level US$74,96 per barel.
Sementara itu, pada awal perdagangan hari ini Kamis (24/10/2024), harga minyak mentah WTI berjangka dibuka melemah 0,35% di level US$71,02 per barel. Begitu juga dengan minyak mentah Bret yang dibuka turun 1,05% di level US$75,75 per barel.
Data terbaru Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan pada hari Rabu, inventaris minyak mentah AS meningkat tajam pada minggu lalu karena impor meningkat, sementara stok bensin meningkat secara tak terduga karena kilang meningkatkan produksi setelah pemeliharaan musiman.
Inventaris minyak mentah naik sebesar 5,5 juta barel menjadi 426 juta barel dalam minggu yang berakhir pada tanggal 18 Oktober, menurut EIA, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 270.000 barel.
“Peningkatan persediaan minyak mentah dalam jumlah besar minggu ini mengimbangi penurunan minggu lalu. Namun, sebagian besar dari ini merupakan hasil dari peningkatan impor minyak mentah, sebagian besar berkaitan dengan badai,” ujar Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates, mengacu pada penurunan 2,2 juta barel minggu sebelumnya karena impor dan permintaan yang lebih rendah pasca Badai Milton.
Impor minyak mentah AS naik minggu lalu sebesar 913.000 barel per hari menjadi 2,3 juta barel per hari, karena ekspor turun 11.000 barel per hari menjadi 4,11 juta barel per hari.
Produksi minyak mentah kilang AS naik sebesar 329.000 barel per hari dalam seminggu, menurut EIA.
Tingkat pemanfaatan kilang minyak AS meningkat selama dua minggu berturut-turut setelah lima minggu mengalami penurunan, naik 1,8 poin persentase minggu lalu menjadi 89,5% dari total kapasitas.