Prabowo Bakal Bangun Proyek Pengganti LPG, Siapa yang Garap?

Pekerja melakukan bongkar muat tabung gas LPG 3kg di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (4/2/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat tabung gas LPG 3kg di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (4/2/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto berencana mengembangkan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Proyek ini dinilai bisa menjadi substitusi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung mengatakan bahwa proyek ini nantinya akan diprioritaskan untuk digarap Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, pemerintah juga akan mendorong opsi kerja sama antara BUMN dengan badan usaha swasta.

“Ini kan prioritas kita berikan kepada BUMN. Tapi, kalau ini untuk BUMN itu ada keterbatasan, ya mungkin kita dorong ini akan ada joint venture antara BUMN dan badan usaha,” kata Yuliot di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (14/3/2025).

Yuliot menekankan pentingnya memastikan komitmen badan usaha sejak awal agar proyek DME ini dapat berjalan sesuai rencana. Ia lantas menyinggung pengalaman sebelumnya dengan Air Products, perusahaan asal Amerika Serikat yang sempat berminat dalam proyek ini namun batal.

“Jadi, kalau Air Product kemarin itu kan juga agak lama proses kita. Mereka minta ada jaminan penjualan, pasokan. Itu kan pada saat itu mereka minta keputusan, kita agak terlambat. Jadi, sehingga ini momennya itu lewat. Jadi, kita tidak mau kehilangan momen,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas mengenai hilirisasi, Senin (3/3/2025) malam. Dalam rapat itu dibahas mengenai beberapa proyek hilirisasi yang akan dijalankan pemerintah.

“Kami telah memutuskan tahap pertama hilirisasi yang ditargetkan kurang lebih sekitar US$618 miliar di 2025. Yang tadi kami paparkan kurang lebih 21 proyek pada tahap pertama yang total investasinya kurang lebih sekitar US$ 40 miliar,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, usai rapat.

Bahlil menjabarkan, proyek yang akan dibangun mulai dari penyimpanan minyak mentah untuk ketahanan energi nasional, yang rencananya akan dibangun di Pulau Nipa, Kepulauan Riau.

Kedua pembangunan refinery atau fasilitas pemurnian minyak, dengan kapasitas kurang lebih sekitar 500 ribu barel. “Ini salah satu yang terbesar nantinya, ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik,” kata Bahlil.

Ketiga juga akan membangun proyek gasifikasi batu bara atau DME. Diketahui DME merupakan energi alternatif pengganti LPG.

“Kita juga akan membangun DME berbahan baku daripada batubara low kalori, sebagai substitusi daripada LPG. Ini kita akan lakukan agar betul-betul produknya bisa dipasarkan dalam negeri sebagai substitusi impor,” kata Bahlil.

Kas138

0 comments

  1. Hello,

    Exclusive promo quality music for DJs https://0daymusic.org
    MP3/FLAC, label, music videos. Fans giving you full access to exclusive electronic, rap, rock, trance, dance… music.

    0day team.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*