Berbagai daerah di Tanah Air telah lama menjadi penghasil utama sapu dari bahan alami, seperti ranting, serat daun aren, atau ijuk. Menariknya, ini telah diekspor ke berbagai negara.
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian provinsi Jawa Barat mengungkapkan wilayah Tasikmalaya dan Ciamis telah dikenal sebagai sentra produksi sapu. Di sana, banyak pengrajin yang mengolah bahan-bahan tersebut menjadi produk sapu yang berkualitas tinggi.
Dengan kreativitas para pengrajin, sapu Indonesia menjadi salah satu produk yang diminati di pasar internasional, terutama oleh Amerika Serikat (AS). Permintaan dari AS tidak main-main, jumlahnya cukup tinggi.
Selain Jawa Barat, Yogyakarta juga dikenal sebagai salah satu penghasil sapu yang aktif dalam industri kerajinan tangan. Pengrajin lokal mampu memproduksi sapu yang kuat dan tahan lama, menjadikannya daya tarik bagi pasar ekspor. Hasil produksi ini kemudian dipasarkan ke berbagai negara.
Berdasarkan data ekspor untuk kode HS 96031020 (sapu dan sikat dari bahan nabati), China menduduki posisi pertama sebagai negara tujuan ekspor terbesar dengan berat mencapai 6.969.971,83 kg, disusul oleh India dengan 4.407.600 kg.
Namun, AS juga menunjukkan angka permintaan yang signifikan dengan total berat mencapai 2.591.490 kg. Posisi Amerika Serikat dalam daftar tujuan ekspor ini mengindikasikan adanya minat yang stabil terhadap produk sapu dari Indonesia, mengingat konsumen di sana cenderung mencari produk ramah lingkungan.
Dari segi nilai ekspor, AS menempati posisi ketiga dengan nilai sebesar US$ 1.292.219,18. Walaupun nilai ini berada di bawah Tiongkok dan India, angka tersebut mencerminkan permintaan yang tidak sedikit.
Produk sapu Indonesia di pasar Amerika biasanya dibanderol dengan harga yang bervariasi, mulai dari US$ 7 hingga US$ 25 per unit (Rp 109.000 – Rp 390.000 per unit, kurs Rp 15.600/US$), tergantung dari jenis dan kualitasnya. Harga ini cukup kompetitif jika dibandingkan dengan produk serupa dari negara lain. Alhasil, harga yang kompetitif ini menjadikan sapu Indonesia pilihan yang menarik di pasar Amerika .
Mengutip US Consumer Goods Analysis Report, konsumen Amerika Serikat dikenal memiliki kesadaran tinggi terhadap produk ramah lingkungan. Ini menjadi salah satu alasan mengapa sapu dari Indonesia diminati.
Dibuat dari bahan alami dan diproduksi secara tradisional, sapu Indonesia menawarkan kualitas yang tak hanya berfokus pada fungsionalitas, tapi juga aspek lingkungan. Di tengah musim gugur, di mana daun-daun berguguran, selain menggunakan rake, sapu seperti sapu lidi dari Indonesia menjadi alat yang tepat untuk membersihkan halaman-halaman di rumah-rumah Amerika.
Secara umum, produk sapu Indonesia mampu bersaing di pasar global karena perpaduan antara kualitas, harga, dan daya tariknya yang ramah lingkungan. Dengan ekspor yang mencakup negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman, industri ini memiliki prospek yang cerah untuk terus berkembang.
Namun, untuk meningkatkan pangsa pasar, Indonesia perlu memperkuat branding produknya di pasar global, termasuk Amerika Serikat. Caranya dengan memperkenalkan produk melalui pameran internasional, memperkuat kemasan yang menarik, serta memperluas kanal pemasaran bisa menjadi strategi untuk lebih meningkatkan penetrasi pasar. Jika strategi ini dilakukan dengan baik, bukan tidak mungkin sapu Indonesia akan semakin menyapu pasar Amerika dan mengukuhkan posisinya di kancah ekspor global