Para investor saham perbankan saat ini sumringah karena keuntungan yang diperoleh cukup tinggi dari imbal hasil saham jika membeli sejak tiga bulan lalu.
Pada 19 Juni 2024, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) seharga Rp 9.050 per saham, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Rp 5.750 per saham, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) seharga Rp 4.300 per saham, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Rp 4.100 per saham.
Sementara, hari ini, pada pembukaan perdagangan 23 Agustus 2024, saham BBCA berada di level Rp 10.325 per saham, BMRI berada di level Rp 7.000 per saham, BBNI Rp 5.300 per saham, BBRI di level Rp 5.150 per saham.
Dengan demikian para pemilik saham perbankan sudah menikmati keuntungan atau capital gain lebih dari 20% per hari ini.
Saham perbankan menjadi primadona para investor baik asing maupun domestik. Business Development Advisor BEI Poltak Hotradero mengungkapkan, sebab tingkat pengembalian aset atau return on asset (ROA) bank di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik.
“Sektor perbankan Indonesia menjadi primadona investor asing karena ROA tertinggi di Asia Pasifik. Nomor 1 Indonesia, kedua Filipina kalau tidak salah,” ujarnya dikutip Jumat (23/8).
Selain itu, menurutnya banyak faktor yang membuat saham perbankan Indonesia menjadi sangat menarik, di antaranya pangsa pasar yang masih sangat luas karena banyak masyarakat Indonesia yang belum terjamah oleh perbankan.
“Unbanked besar. Penduduk kita aktif dan bagi mereka sangat menarik sektor keuangan berkontribusi besar terhadap perdagangan pasar modal,” ungkapnya.
Apalagi, lanjutnya, masyarakat Indonesia sangat aktif dalam hal keuangan digital. Hal tersebut berperan besar dalam kontribusi pada perdagangan saham sektor keuangan di pasar modal.
Meskipun demikian, pergerakan harga saham sepenuhnya adalah mekanisme pasar. “Untuk market cap, bank dengan market cap terbesar di Asia Tenggara itu adalah bank punya Indonesia. Ini menunjukkan sektor perbankan menjadi sangat penting,” pungkasnya.