Luar Jawa Jadi Primadona Investor, 50% Lebih Modal Lari

Foto: Infografis/ Real Count KPU 10.00 WIB: 5 Kantong Suara Terbesar Prabowo Luar Jawa/ Ilham

Realisasi investasi di luar Jawa terus meningkat seiring berjalannya waktu. Investasi di luar Jawa selama era Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan tercatat lebih dominan dibandingkan Jawa.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Edy Junaedi dalam acara GAPENSI X CNBC Indonesia di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2024) menyampaikan bahwa saat ini realisasi investasi di luar Jawa lebih besar.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan porsi PMA ke Jawa masih mencapai 54,2% pada 2013 dan angkanya turun drastis menjadi sekitar 46% pada 2023. Porsi PMDN juga menurun dari 62,2% pada 2013 menjadi 49,5% pada 2023.

Beralihnya investasi ke Luar Jawa masih masih berlanjut hingga tahun ini.

Realisasi investasi di Indonesia pada kuartal II-2024 mencapai Rp428,4 triliun. Secara tahunan atau year on year (yoy) terjadi pertumbuhan sebesar 22,5% dan dibandingkan kuartal sebelumnya, naik 6,7%.

Capaian tersebut didorong oleh pertumbuhan penanaman modal asing (PMA) sebesar 16,6% secara tahunan menjadi Rp217,3 triliun. Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) tumbuh 29,1% menjadi Rp211,1 triliun.

Mayoritas investasi berada di luar Jawa yaitu 50,2% atau Rp215,2 triliun. Sedangkan Jawa mencapai Rp213,2 triliun. Atas investasi tersebut, tenaga kerja terserap 677.623 orang.

Sedangkan sepanjang semester I-2024, total realisasi investasi sebesar Rp829,9 triliun dengan investasi di luar Jawa sebesar Rp416,2 triliun atau 50,2%.

Jika dilihat lebih rinci, total PMA dan PMDN sepanjang semester I-2024 di Sumatera sebesar Rp145,5 triliun, Kalimantan sebesar Rp84 triliun, Sulawesi sebesar Rp78,5 triliun, Maluku dan Papua sejumlah Rp64,2 triliun, serta Bali dan Nusa Tenggara sebanyak Rp44 triliun.

Dengan proporsi realisasi investasi di luar Jawa lebih dari 50%, maka tren dominasi investasi di luar Jawa semakin panjang yakni 16 kuartal beruntun atau sejak kuartal III-2020.

Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga menyoroti capaian realisasi investasi di Luar Jawa yang kembali lebih unggul. Hal ini menunjukkan ekosistem investasi yang berkualitas di Indonesia konsisten terbentuk.

“Salah satu KPI (Key Performance Indicator) dari Kementerian Investasi yang diberikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada kami adalah investasi itu harus berkualitas. Salah satu ciri dari investasi yang berkualitas adalah keseimbangan antara Jawa dan Luar Jawa. Kita tahu bahwa kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional kita dari sektor investasi di atas 30%. Berarti untuk meng-create pertumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu instrumennya salah satu di antaranya adalah investasi,” ucap Bahlil.

Salah satu provinsi yang mampu menarik investasi dalam jumlah besar adalah Sulawesi Tengah dan Maluku Utara yang menjadi pusat hilirisasi. Sulawesi Tengah  bahkan mampu masuk empat besar provinsi yang mampu menarik investasi terbesar pada 2023 di bawah jawa Barat, Jakarta, dan jawa Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*